Tampilkan postingan dengan label pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pendidikan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 05 November 2023

Ciri-ciri dan dampak yang terjadi akibat bullying

 

Bullying adalah perilaku yang merugikan atau merendahkan seseorang secara berulang, dengan niat menyakiti, merendahkan, atau merendahkan martabat mereka. Bullying bisa terjadi dalam berbagai konteks, termasuk di sekolah, tempat kerja, di lingkungan sosial, dan bahkan secara daring (cyberbullying).
Ciri-ciri bullying meliputi:
 
1. Agresi Berulang: Bullying biasanya terjadi berulang kali, bukan hanya satu kali insiden.

2. Ketidakseimbangan Kekuatan: Pihak yang melakukan bullying memiliki lebih banyak kekuatan atau kekuasaan daripada korban.

3. Tujuan Menyakiti: Bullying memiliki niat menyakiti, merendahkan, atau merugikan korban secara emosional, fisik, atau sosial.

Beberapa bentuk bullying meliputi pelecehan verbal (misalnya, ejekan atau hinaan), pelecehan fisik (misalnya, pukulan atau tendangan), pelecehan sosial (misalnya, pengecualian atau penyebaran gosip), dan cyberbullying (bullying melalui media sosial atau pesan elektronik).

Bullying dapat memiliki dampak serius pada kesejahteraan korban, termasuk masalah kesehatan mental, depresi, kecemasan, dan bahkan dalam beberapa kasus, dapat berujung pada tindakan bunuh diri. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi, mencegah, dan mengatasi bullying di berbagai lingkungan dan mendukung korban serta mengedukasi semua pihak tentang bahayanya. Banyak negara dan lembaga memiliki kebijakan anti-bullying dan sumber daya yang tersedia untuk membantu mengatasi masalah ini.

Tindakan orang tua terhadap bullying sangat penting untuk melindungi anak mereka dan membantu mereka mengatasi pengalaman tersebut. Berikut adalah beberapa tindakan yang bisa diambil orang tua:

1. Komunikasi Terbuka:
   - Ajak anak berbicara dan dengarkan cerita mereka dengan penuh perhatian. Berikan dukungan emosional dan beri mereka ruang untuk berbicara tentang apa yang terjadi.

2. Jangan Menyalahkan Korban:
   - Hindari menyalahkan atau mengkritik anak Anda atas pengalaman bullying. Alihkan perhatian pada solusi dan dukungan.

3. Catat Bukti:
   - Minta anak Anda untuk mencatat bukti-bukti bullying yang terjadi, seperti pesan teks, percakapan online, atau catatan kejadian. Ini dapat berguna jika tindakan lebih lanjut diperlukan.

4. Hubungi Sekolah:
   - Hubungi sekolah atau lembaga tempat anak Anda mengalami bullying. Bicarakan masalah tersebut dengan staf sekolah, guru, atau konselor. Pertimbangkan untuk memiliki pertemuan dengan pihak sekolah untuk membahas langkah-langkah penyelesaian.

5. Bersikap Proaktif:
   - Ajarkan anak Anda cara bersikap proaktif dan melindungi diri, seperti menghindari konfrontasi fisik, mengabaikan komentar jahat, dan menghindari situasi berisiko.

6. Kembangkan Rencana Keamanan:
   - Bersama anak, buat rencana keamanan jika mereka menghadapi situasi bullying. Termasuk dalam rencana ini adalah orang yang bisa dihubungi, seperti orang tua, teman, atau guru, jika mereka merasa dalam bahaya.

7. Dukungan Psikologis:
   - Pertimbangkan untuk mencari dukungan psikologis untuk anak Anda, seperti konselor sekolah atau terapis, untuk membantu mereka mengatasi dampak emosional dari bullying.

8. Libatkan Pihak Berwenang:
   - Jika bullying melibatkan tindakan ilegal atau kekerasan fisik, pertimbangkan melibatkan pihak berwenang, seperti polisi atau pejabat hukum.

9. Edukasi Anak:
   - Ajarkan anak Anda tentang hak dan tanggung jawab mereka, serta tentang pentingnya menghormati orang lain dan tidak melakukan bullying.

10. Pantau Situasi:
    - Pantau perkembangan situasi dan pastikan bahwa tindakan telah diambil oleh pihak sekolah atau lembaga terkait untuk mengatasi masalah tersebut.

Bullying adalah masalah serius, dan dukungan dari orang tua sangat penting dalam membantu anak mengatasi pengalaman tersebut dan memastikan keamanan dan kesejahteraan mereka.

Menghindari bullying adalah tujuan yang baik, terutama dalam situasi-situasi yang berisiko, seperti di sekolah atau lingkungan online. Berikut beberapa cara untuk menghindari bullying:

1. Berpikir Sebelum Berbicara atau Bertindak: Sebelum Anda mengatakan atau melakukan sesuatu, pertimbangkan apakah itu bisa merugikan, merendahkan, atau menyakiti perasaan orang lain. Penting untuk memilih kata-kata dan tindakan dengan bijaksana.

2. Hormati Orang Lain: Perlakukan orang lain dengan hormat, terlepas dari perbedaan yang mungkin ada. Hormati perbedaan suku, agama, gender, atau latar belakang lainnya.

3. Jangan Ikut-ikutan: Jika Anda melihat atau mendengar seseorang lain melakukan bullying, jangan ikut-ikutan atau mendukung tindakan tersebut. Anda dapat mencoba menghentikannya atau memberikan dukungan kepada korban.

4. Berbicara dengan Orang Dewasa: Jika Anda mengalami bullying atau menyaksikannya, bicarakan kepada orang dewasa yang Anda percayai, seperti orang tua, guru, atau konselor. Mereka dapat memberikan bantuan dan tindakan yang sesuai.

5. Berdiri Teguh: Jika Anda menjadi korban bullying, cobalah untuk berdiri teguh tanpa merespon secara negatif. Terkadang, penindas mencari reaksi emosional. Cobalah untuk mengabaikan atau pergi ke tempat yang lebih aman.

6. Tingkatkan Kesadaran: Edukasi diri sendiri dan orang lain tentang bahaya bullying dan dampaknya. Semakin banyak orang yang memahami konsekuensinya, semakin kecil kemungkinan bullying terjadi.

7. Gunakan Teknologi dengan Bijaksana: Di era digital, hindari berpartisipasi dalam cyberbullying. Gunakan media sosial dan teknologi dengan bijak dan hindari menyebarkan pesan atau konten yang merugikan orang lain.

8. Bentuk Hubungan yang Sehat: Cari teman-teman yang mendukung dan berhubungan dengan orang-orang yang memperlakukan Anda dengan baik. Hubungan yang positif dapat memberikan dukungan emosional dan kekuatan.

9. Mengambil Pelajaran: Pelajari dari pengalaman dan cerita tentang bullying. Bagaimana Anda dapat menghindari perilaku tersebut di masa depan dan membantu orang lain melakukannya?

Menghindari bullying adalah tanggung jawab bersama dan mengharuskan kita semua untuk menjaga satu sama lain. Pendidikan dan kesadaran tentang masalah ini adalah langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan inklusif.

Bullying dapat memiliki dampak yang serius, baik pada korban maupun pelaku. Berikut adalah beberapa efek bullying yang umum terjadi:

Dampak pada Korban:
1. Dampak Emosional: Korban bullying sering mengalami stres, kecemasan, depresi, dan perasaan rendah diri. Mereka mungkin merasa tidak aman dan takut.

2. Gangguan Kesehatan Mental: Dalam kasus yang parah, bullying dapat berkontribusi pada gangguan kesehatan mental seperti gangguan makan, gangguan kecemasan, atau bahkan pemikiran bunuh diri.

3. Masalah Kesehatan Fisik: Dalam beberapa kasus, stres yang disebabkan oleh bullying dapat memengaruhi kesehatan fisik, termasuk sakit kepala, gangguan pencernaan, atau gangguan tidur.

4. Pengaruh pada Prestasi Akademik: Korban bullying sering kesulitan berkonsentrasi di sekolah, yang dapat mempengaruhi prestasi akademik mereka.

5. Isolasi Sosial: Mereka mungkin mengalami isolasi sosial karena takut berinteraksi dengan orang lain atau kehilangan teman-teman.

Dampak pada Pelaku:
1. Pengembangan Sikap Negatif: Pelaku bullying dapat mengembangkan sikap agresif, kurangnya empati, dan kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain.

2. Resiko Konsekuensi Hukum: Pelaku bullying dapat menghadapi konsekuensi hukum jika perilaku mereka melanggar undang-undang atau kebijakan sekolah.

3. Kemungkinan Isolasi Sosial: Jika pelaku bullying dikeluarkan dari kelompok teman atau sekolah mereka, mereka dapat mengalami isolasi sosial dan kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat.

Dampak pada Saksi:
1. Stres Emosional: Saksi bullying juga dapat mengalami stres dan ketidaknyamanan, terutama jika mereka merasa tidak bisa atau tidak tahu cara membantu korban.

2. Pengaruh pada Perilaku: Saksi dapat mulai meniru perilaku bullying atau mencoba untuk tidak melibatkan diri dalam situasi yang membutuhkan tindakan.

Penting untuk diingat bahwa efek bullying dapat berbeda-beda untuk setiap individu. Dalam kasus korban bullying, dukungan sosial, konseling, dan intervensi yang tepat dapat membantu mereka mengatasi dampak negatif. Selain itu, upaya untuk mencegah dan mengatasi bullying harus terus ditingkatkan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif di sekolah dan komunitas.

Tujuan dan sikap dalam wawancara kerja serta mengatasi pertanyaan jebakan dari pewawancara


Wawancara kerja adalah proses yang digunakan oleh perusahaan atau majikan untuk mengevaluasi dan memilih calon karyawan yang paling sesuai untuk posisi tertentu. Selama wawancara kerja, calon karyawan atau pencari kerja akan berbicara dengan perwakilan dari perusahaan, seperti manajer sumber daya manusia, atasan langsung, atau tim perekrutan.

Tujuan dari wawancara kerja adalah:

1. Mengevaluasi Keterampilan dan Pengalaman: Majikan ingin menilai apakah calon karyawan memiliki keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman yang diperlukan untuk posisi yang ditawarkan.

2. Menilai Kepribadian dan Budaya Perusahaan: Wawancara juga digunakan untuk menilai sejauh mana calon karyawan cocok dengan budaya dan nilai-nilai perusahaan.

3. Pertanyaan dan Jawaban: Selama wawancara, calon karyawan akan ditanyai tentang latar belakang mereka, motivasi, kekuatan, kelemahan, dan pertanyaan lain yang relevan untuk posisi tersebut. Mereka akan memberikan jawaban yang mendalam dan meyakinkan.

4. Kesempatan Bertanya: Biasanya, calon karyawan juga memiliki kesempatan untuk bertanya kepada pihak perusahaan mengenai pekerjaan, lingkungan kerja, gaji, dan pertanyaan lainnya.

Hasil dari wawancara kerja akan digunakan oleh perusahaan untuk memutuskan apakah calon karyawan tersebut akan diterima atau tidak. Wawancara kerja adalah salah satu tahap penting dalam proses perekrutan dan dapat berlangsung dalam berbagai bentuk, termasuk wawancara tatap muka, wawancara telepon, atau wawancara video.

Sikap yang tepat saat wawancara kerja sangat penting untuk menciptakan kesan positif pada calon majikan. Berikut beberapa sikap yang disarankan selama wawancara kerja:

1. Sikap Positif: Tampilkan sikap positif, optimis, dan antusias. Tersenyumlah dan tunjukkan bahwa Anda tertarik pada posisi tersebut.

2. Percaya Diri: Cobalah untuk menjaga rasa percaya diri tanpa berlebihan. Yakin pada diri sendiri dan kemampuan Anda.

3. Keterbukaan: Berbicaralah secara terbuka dan jujur. Hindari memberikan jawaban yang terlalu berbelit-belit atau terlalu umum.

4. Pendengar yang Baik: Dengarkan pertanyaan dengan baik sebelum menjawab, dan pastikan Anda menjawab pertanyaan yang sebenarnya diajukan.

5. Bahasa Tubuh Positif: Perhatikan bahasa tubuh Anda. Duduk dengan tegak, hindari bersilangan kaki, dan jangan sentuh wajah terlalu sering. Tatap mata wawancara dengan hormat.

6. Komunikasi yang Jelas: Berbicaralah dengan jelas dan terstruktur. Gunakan bahasa yang sopan dan profesional.

7. Fokus pada Kelebihan: Saat ditanya tentang diri Anda, fokus pada kelebihan, prestasi, dan pengalaman yang relevan.

8. Pertanyaan yang Baik: Ajukan pertanyaan yang baik kepada pewawancara ketika diberikan kesempatan. Ini menunjukkan minat Anda pada posisi dan perusahaan tersebut.

9. Bersikap Profesional: Pertahankan sikap profesional sepanjang wawancara, bahkan jika Anda merasa santai dengan pewawancara.

10. Siap dengan Contoh: Siapkan contoh-contoh konkret dari pengalaman Anda yang mendukung klaim Anda tentang keterampilan dan kemampuan.

11. Terima Umpan Balik: Jika Anda mendapat umpan balik atau pertanyaan lebih lanjut, terima dengan baik dan tanggapi dengan bijak.

12. Tetap Tenang: Jika Anda tidak tahu jawaban terhadap pertanyaan tertentu, tetap tenang dan beri tahu wawancara bahwa Anda akan mencari tahu atau memberikan jawaban yang lebih mendalam nanti.

Ingatlah bahwa sikap Anda saat wawancara dapat memengaruhi bagaimana Anda dinilai oleh majikan. Berusahalah untuk menampilkan diri Anda sebagai calon karyawan yang profesional, percaya diri, dan sopan.

Namun dalam wawancara kerja juga tidak luput dari pertanyaan jebakan dimana pertanyaan yang dirancang untuk menguji calon karyawan dan dapat membuat mereka merasa tidak nyaman atau terjebak. Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk melihat bagaimana calon karyawan menghadapi tekanan, mengukur integritas mereka, dan mengevaluasi respon mereka terhadap situasi yang sulit. Berikut beberapa contoh pertanyaan jebakan wawancara kerja:

1. "Bisakah Anda menjelaskan kelemahan terbesar Anda?" - Pertanyaan ini sering digunakan untuk mengukur sejauh mana calon karyawan dapat mengenali kelemahan mereka dan bagaimana mereka menghadapinya.

2. "Apakah Anda pernah menghadapi konflik dengan atasan atau rekan kerja sebelumnya? Bagaimana Anda menanganinya?" - Tujuan pertanyaan ini adalah untuk menguji kemampuan calon karyawan dalam menyelesaikan konflik dan berkomunikasi efektif.

3. "Anda melihat pekerjaan yang lebih baik di tempat lain. Apa yang membuat Anda tertarik untuk bekerja di sini?" - Pertanyaan ini menguji motivasi dan komitmen calon karyawan terhadap perusahaan yang mewawancarainya.

4. "Berikan contoh situasi di mana Anda gagal dalam proyek atau tugas. Bagaimana Anda menanganinya?" - Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mengukur bagaimana calon karyawan merespons kegagalan dan apakah mereka bisa belajar darinya.

5. "Apakah Anda bersedia bekerja lembur atau selama akhir pekan?" - Pertanyaan ini mungkin digunakan untuk mengukur tingkat fleksibilitas calon karyawan, tetapi juga dapat menjadi pertanyaan jebakan jika perusahaan memiliki ekspektasi bekerja lembur yang berlebihan.

Saat menghadapi pertanyaan jebakan, penting untuk tetap tenang, jujur, dan memberikan respon yang positif. Hindari memberikan jawaban yang negatif atau mengkritik atasan atau rekan kerja sebelumnya. Persiapkan diri dengan baik untuk wawancara dan pikirkan terlebih dahulu bagaimana Anda akan merespons pertanyaan-pertanyaan ini.

Mengatasi pertanyaan jebakan dalam wawancara kerja memerlukan persiapan, ketenangan, dan keterampilan komunikasi yang baik. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi pertanyaan jebakan:

1. Persiapkan Diri:
   - Kenali pertanyaan jebakan yang mungkin muncul dalam wawancara.
   - Latih jawaban-jawaban yang positif dan konstruktif untuk pertanyaan tersebut.

2. Tetap Tenang:
   - Jaga ketenangan selama wawancara. Jangan panik atau terburu-buru dalam memberikan jawaban.
   - Berikan diri Anda waktu untuk merenung sebelum menjawab pertanyaan yang sulit.

3. Fokus pada Kelebihan:
   - Saat menjawab pertanyaan tentang kelemahan atau kegagalan, cobalah untuk fokus pada pembelajaran dan bagaimana Anda telah tumbuh dari pengalaman tersebut.

4. Jujur dan Positif:
   - Jujur dalam menjawab, tetapi hindari memberikan informasi yang tidak perlu atau berlebihan.
   - Berikan jawaban dengan sikap positif dan optimis.

5. Perspektif Konstruktif:
   - Cobalah untuk melihat pertanyaan jebakan sebagai kesempatan untuk menunjukkan ketangguhan, kemampuan problem solving, dan kemauan untuk berkembang.

6. Berikan Contoh Nyata:
   - Saat diminta memberikan contoh situasi tertentu, berikan contoh yang konkret dan relevan dari pengalaman Anda.

7. Pertanyaan Balik:
   - Anda juga dapat menggunakan pertanyaan balik dengan sopan, misalnya, "Bisakah Anda memberikan konteks lebih lanjut untuk pertanyaan ini?"

8. Latihan:
   - Berlatih dengan teman atau mentor dalam menghadapi pertanyaan jebakan. Hal ini dapat membantu Anda merasa lebih percaya diri.

9. Evaluasi Diri:
   - Setelah wawancara, evaluasi bagaimana Anda menangani pertanyaan-pertanyaan tersebut. Apakah ada hal yang dapat diperbaiki untuk wawancara berikutnya?

Penting untuk diingat bahwa pertanyaan jebakan adalah bagian dari proses wawancara untuk menggali pemahaman yang lebih dalam tentang calon karyawan. Dengan persiapan yang baik dan sikap positif, Anda dapat mengatasi pertanyaan ini dengan percaya diri.

Sabtu, 04 November 2023

5 Macam Department didalam Hospitality industry

Berbicara tentang Perhotelan tidak dari keluar masuk tamu baik itu dari dalam dan luar negri guna hanya untuk menginap ataupun menikmati destinasi di daerah atau di hotel tersebut, umumnya hotel terbagi dua garis besar antaranya City Hotel dan Resort.

Hotel adalah sebuah tempat akomodasi yang menyediakan pelayanan penginapan sementara untuk tamu yang membayar. Hotel biasanya memiliki beragam jenis kamar dengan fasilitas yang berbeda, seperti kamar standar, suite, restoran, kolam renang, layanan kamar, dan sebagainya. Hotel sering digunakan oleh wisatawan, pebisnis, atau orang yang memerlukan tempat tinggal sementara ketika bepergian. Pilihan hotel bervariasi dari yang sederhana hingga mewah, dan harganya pun bervariasi sesuai dengan fasilitas dan kualitas pelayanan yang disediakan.

Kedua hotel tersebut merupakan jenis hotel yang berbeda meski pun sama-sama dibangun srbagai tempat penginapan yang bersifat sementara. Secara spesifikasi perbedaan keduanya terlihat pada sistem dan penjualan serta tolak ukur pasar jual terhadap pengunjung, yang mana:

City hotel adalah jenis hotel yang terletak di pusat kota atau daerah perkotaan. Hotel ini biasanya berlokasi dekat dengan pusat bisnis, pusat perbelanjaan, objek wisata, dan sarana transportasi utama seperti stasiun kereta api atau bandara. City hotel umumnya menargetkan wisatawan bisnis, pelancong, dan pebisnis yang ingin menginap dengan akses yang mudah ke fasilitas dan kegiatan di pusat kota. Mereka sering menawarkan kenyamanan dan fasilitas seperti restoran, layanan kamar, pusat kebugaran, dan akses internet, sehingga cocok bagi mereka yang ingin menjelajahi dan mengalami kehidupan kota.

Sedangkan Resort hotel adalah jenis hotel yang biasanya terletak di area wisata, pantai, pegunungan, atau tempat-tempat liburan yang menawarkan lingkungan rekreasi dan hiburan. Resort hotel sering fokus pada kenyamanan, relaksasi, dan kegiatan rekreasi untuk tamu. Beberapa ciri khas resort hotel meliputi:

1. Lingkungan Alam: Resort hotel sering terletak di tempat yang indah, seperti pantai, pulau, dan pegunungan, sehingga tamu dapat menikmati pemandangan alam yang menakjubkan.

2. Fasilitas Rekreasi: Mereka menawarkan beragam fasilitas rekreasi seperti kolam renang, spa, lapangan golf, olahraga air, taman bermain, dan sebagainya.

3. Aktivitas: Resort hotel biasanya menawarkan beragam kegiatan termasuk tur, olahraga, dan hiburan seperti konser dan pertunjukan.

4. Kuliner: Restoran yang beragam dengan masakan lokal dan internasional seringkali ada di resort hotel.

5. Penginapan yang Nyaman: Kamar-kamar dan suite di resort hotel dirancang untuk memberikan kenyamanan dan privasi kepada tamu.

Resort hotel umumnya ditujukan untuk liburan dan rekreasi, sehingga tamu dapat bersantai dan menikmati suasana liburan sambil mengeksplorasi atraksi lokal. Beberapa resort hotel mungkin memiliki tema khusus seperti resort golf, spa resort, atau eco-resort, sesuai dengan minat tamu.

Dalam sebuah hotel, terdapat beberapa departemen yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Lima departemen utama dalam hotel dan tugas mereka adalah:

1. Departemen Reservasi: Departemen ini bertanggung jawab untuk menerima dan mengelola pemesanan kamar hotel. Mereka merencanakan penempatan tamu, menangani reservasi online atau telepon, dan mengkoordinasikan ketersediaan kamar.

2. Departemen Pelayanan Tamu (Front Office): Departemen ini berinteraksi langsung dengan tamu. Resepsionis dan staf front office bertugas menyambut tamu, proses check-in dan check-out, memberikan informasi mengenai fasilitas hotel, serta menangani permintaan dan keluhan tamu.

3. Departemen Kebersihan (Housekeeping): Departemen kebersihan bertanggung jawab untuk membersihkan dan merawat kamar, serta ruang umum hotel. Mereka menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman bagi tamu, serta menyediakan layanan kebersihan dan laundry.

4. Departemen Pelayanan Makanan dan Minuman (Food and Beverage): Departemen ini mengelola restoran, kafe, bar, dan layanan katering di hotel. Mereka merancang menu, mengelola stok, dan memberikan pengalaman kuliner yang baik kepada tamu.

5. Departemen Keuangan: Departemen keuangan mengelola aspek keuangan hotel. Mereka memantau anggaran, membayar tagihan, mengelola gaji karyawan, dan melaporkan laporan keuangan. Departemen ini sangat penting dalam menjaga keuangan hotel tetap seimbang dan berkelanjutan.

Selain kelima departemen ini, hotel juga dapat memiliki departemen lain seperti keamanan, teknologi informasi, pemasaran, dan manajemen acara tergantung pada ukuran dan jenis hotel. Setiap departemen ini berperan penting dalam menjalankan operasi hotel secara efisien dan memberikan pengalaman positif kepada tamu.

Selasa, 06 Desember 2022

perbedaan kategori (banyak) MANY, MUCH, and A LOT OF

Baiklah, kali ini aku bahas apa sih perbedaan dari many, much dan a lot of kan memiliki arti yang sama yaitu banyak.

Nah sekalian aja nih aku mau jawab pertanyaan dari adik-adik di tempatku tinggal di blog pribadi ku ini biar semua pengunjung bisa kebagian ilmunya juga.
Untuk ketiga kata diatas memang memiliki arti yang sama, hanya saja penggunaan ketiga kata tersebut berbeda, langsung saja:

1. MANY
Kata many ini dipakai pada awal kata benda yang dapat dihitung yang biasa disebut countable noun. Misalnya: buku, mobil, kursi, dll.

Contohnya:
-many books   = banyak buku
-many cars      = banyak mobil
-many chairs   = banyak orang

Untuk penggunaan many ini dibelakang kata bendanya ditambahkan "s" untuk menunjukkan benda tersebut lebih dari satu.

bentuk Pola kalimatnya, yaitu:
S + Verb + Many + Noun

Contoh kalimatnya:
I Have Many Books.
(Saya mempunyai banyak buku).

2. MUCH
Kata much digunakan pada awal kata benda, pengertiannya sama dengan many. Hanya saja bendanya tidak dapat dihitung yang biasa di sebut dengan uncountable noun. Misalnya: air, gula, beras, dll.

Contohnya:
-much water   = banyak air
-much sugar   = banyak gula
-much rice      = banyak beras

Dalam penggunaan much tidak perlu menggunakan "s" karena benda diatas sudah mutlak tidak dapat dihitung oleh manusia.

Bentuk pola kalimatnya, yaitu:
S + Verb + Much + Noun

Contoh kalimatnya:
Rina Drinks Much Water.
(Rina meminum banyak air).

3. A LOT OF
kata a lot of ini memiliki arti yang sama  dengan kata many dan much. Hanya saja kata ini bisa di gunakan untuk kata benda yang dapat dihitung atau tidak dapat dihitung.

Contohnya:
I Have a lot of books   = saya mempunyai banyak buku
We have a lot of rice   = kami mempunyai banyak beras

Nah sampai disini mungkin kalian bertanya-tanya jadi Fungsi a lot of sendiri apaan kalau sama dengan 2 kata diatas, baiklah aku simpulkan:
1. Dalam kalimat berita atau penegasan, gunakanlah a lot of.
2. Dalam kalimat tanya, pakailah much untuk benda yang tidak dapat dihitung dan gunakan many untuk benda yang bisa dihitung, tidak dianjurkan menggunakan a lot of

Contoh:
-How much water is three in this glass?
(Berapa banyak air di dalam gelas?)
Maka jawabannya
=There is a lot of water in this glass
(Ada banyak air didalam gelas ini)

Mungkin sampai sini dulu pembelajaran hari ini, bagi teman-teman yang memiliki referensi atau tambahan boleh juga kok mengisinya di komentar, terimakasih.


Rabu, 07 Maret 2018

cara perkenalan diri menggunakan bahasa Jepang

Pola kalimat "WA dalam Perkenalan Bahasa Jepang"

     Pola  kalimat WA merupakan pola kalimat dasar bahasa Jepang. Partikel "WA" berfungsi sebagai penanda subjek. Atau lebih jelasnya merupakan tanda menjelaskan seesuatu, dalam bahasa Jepang,  pola WA ini di tulis dengan huruf "HA pada tulisan kata katakana  bahasa Jepang", akan tetapi dibaca sebagai WA.
     Dalam beberapa kasus "WA" diartikan sebagai "adalah" namun tidak semua WA pada kalimat diartikan seperti itu.


POLA KALIMAT PERTANYAAN 

( S + WA + NAME + DESU )

Contoh :
 Watashi wa Kimoto desu.

Keterangan :
  1. Watashi memilik artikan adalah saya yang menjadi Subjek di awal kalimat.
  2.  WA digunakan sebagai to be pada kalimat bahasa inggris seperti am, is, are.
  3.  Kimoto di kalimat tersebut sebagai NAME dalam kalimat tersebut.
  4. DESU Sebagai penyempurna kalimat.